Selasa, 09 Juli 2013

Kamu Pasti Pulang

Kenapa sih kamu selingkuh ?
Kenapa sih kamu nyakitin aku ?
Kenapa sih kamu gak pernah......
kenapa kenapa....
iya kenapa ?

Aku gak ngerti kenapa lelaki ga bisa memegang komitmennya...
Tahukah kalian seorang perempuan di ujung sana berjuang bertaruh nyawa melahirkan keturunanmu?
Tahukah kalian diujung sana ada seorang perempuan tertidur diatas meja makan, dengan makanannya yang semakin dingin?
Tahukah kalian diujung sana, ada seorang perempuan yang tak berhenti mendoakanmu saat kamu tak ada kabar?
Tahukah kamu diujung sana ada seorang perempuan yang sejak matanya terbuka menyerahkan hidupnya untukmu?
Tahukah kalian bahwa mereka amat sangat percaya padamu?
Tahukah kalian bahwa ada seorang perempuan di ujung sana yang selalu membanggakanmu?

Kamu adalah kebanggaan, kamu diciptakan Tuhan untuk mengasihi, menjaga, melindungi. Tapi kenapa kamu menyakiti ?
Apa salah perempuan di ujung sana ?


Ia seorang perempuan tegar di mataku, aku mengenalnya dengan baik, amat baik.
Ia baru saja disakiti lelakinya..
Ia ditinggalkan begitu saja dengan dua orang jagoannya.
Ya.. lelaki itu pergi, bersama perempuan lain yang lebih kaya.
Hebat sekali yaa lelaki itu...

Perempuan itu.. ya dia tetap bernyanyi riang tertawa lepas dan bahagia.
Kelihatannya...
Pernah suatu kali dia berbisik padaku, "Aku tak akan pernah membencinya, aku tetap menyayanginya. Dia pasti akan kembali, dia hanya ingin bermain main. Mungkin kalau sudah capek main dia akan pulang kesini. Meminta makan, maka saat itu tiba aku akan tetap membuatkan masakan kesukaannya. Biar dia makan dengan lahap, kenyang lalu tertidur."

Apa! bisa-bisanya perempuan itu berkata seperti itu? bahkan mengutuki lelaki itu pun tidak. Mungkin perempuan itu sudah benar-benar kehilangan akal sehat. Lelaki macam apa sih dia? Bisa-bisanya sudah ditinggali, disakiti, bahkan tidak bertanggung jawab malah ditunggu. Benar-benar sudah gila!

"Kamu tau tidak, aku tidak pernah menyumpahinya aku selalu mendoakannya. Aku tidak ingin dia kenapa-napa. Waktu aku tahu dia bahagia dengan perempuan itu, entahlah aku juga bahagia. Aku juga tidak mengerti. Ketika aku tau dia sedang bersedih, aku juga ikut sedih. Rasanya aku ingin membelai lembut pipinya, mengelus rambut ikalnya, dan membantunya. Tapi, aku sadar dia sedang main-main di luar sana, mana mungkin dia mau aku ganggu. Yasudah aku hanya bisa menitipkan doa dan senyum padanya. Entahlah sampai atau tidak. Aku coba kirimkan saja doaku". Lanjut perempuan itu.

Gila! benar-benar gila! perempuan ini mau seperti malaikat ? Hallo kita saja diciptakan berbeda, manaa mungkin bisa bersikap layaknya malaikat. Manusia adalah manusia, berlakulah seperti manusia. Jangan terlalu baik. Yang ada kamu yang konyol.

"Awalnya, aku cukup bingung kenapa dia masih ingin bermain di luar. Padahal aku selalu menyediakan apa yang ia butuhkan dan ia mau. Bahkan saat aku harus membasuh kakinya dengan air. Mencium tangannya saat ia pergi. Mengecup keningnya saat ia bangun tidur. Memeluknya hangat dari belakang saat ia terlelap. Bahkan.... ah sudahlah aku tak perlu bercerita padamu apa saja yang telah kulakukan untuknya. Mungkin aku tidak semenyenangkan orang-orang di luar sana, sehingga ia lebih memilih bermain di luar saja daripada denganku". Perempuan itu melanjutkan ucapannya dengan senyum manisnya, dan sesaat kemudian butiran air mata menetes dari mata indahnya yang berbentuk seperti kacang almond.

Entahlah, aku yang mendengar ucapannya malah semakin jengkel, kenapa sih masih ada perempuan seperti itu? Itu sabar atau bodoh namanya? kenapa coba tetap sabar seperti itu. Kalau aku jadi perempuan itu pasti akan aku cakar cakar lelaki itu, segala sumpah serapah hujat pasti akan aku berikan kepada lelaki itu!

"Kamu tau engga, dulu aku juga berkata seperti itu. Tapi tidak bisa kamu lakukan, saat kamu bertemu seseorang yang kamu sayangi. Kalau kamu sayang, kamu bahkan akan memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Menyalahkan dirimu sendiri saat ia melakukan salah. Mendoakannya seperti kamu berdoa untuk dirimu. Dan menunggunya kembali seperti semua baik-baik saja".

"Suatu saat kamu juga akan merasakannya, apapun yang tejadi perasaan sayangmu tidak akan berubah meski ia telah usang dengan waktu, diterjang panas dan angin, jatuh bangun, dan berlari. Kamu akan tetap menyayangi. Toh Tuhan punya caraNya sendiri, dan aku percaya pada Tuhanku juga rasa sayangku. Maka kuputuskan untuk tetap menunggu lelakiku dengan rasa sayangku yang tetap utuh seraya aku membesarkan anak-anaku".

Yaaa dan aku yang mendengar hanya bisa......................
semoga Tuhan selalu memberi keadilan bagi malaikat-malaikat dunia berhati indah yang terluka namun tetap bisa tertawa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar